Entri Populer

Selasa, 05 April 2011

this is me..my name is Dinda

NAMAKU DINDA .Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya susunan tulang yang dibalut seonggok daging, kemudian ditiupkan ruh kedalamnya oleh Zat yang Maha Mencipta, ya ruh. Ruh itu yang membuatku ada, membuatku menangis dan tertawa, tidur dan terjaga. Kadangkala aku bertanya, seperti apa wujudnya. Mengapa dia bisa pergi tanpa diduga,meninggalkan jasad yang tak bisa berbuat apa-apa.

Kemana perginya? Adakah suatu tempat yang mengumpulkan mereka bersama ruh-ruh lainnya? Akhirat, begitu kata mereka.Tapi seperti apa akhirat? dimana? bagaimana bisa? Semuanya hanya ada dalam imajinasi yang terjangkau,dalam labirin maya yang selalu membuatku bertanya-tanya.

Satu yang meyakinkan aku, bahwa semua itu ada. Aku ada disini pasti ada sebabnya.Ada yang menciptakanku dan sekian juta mahkluk lainnya di bumi ini dengan segala keagungan-Nya.Dan itulah yang mendamparkanku di sini, ditempat yang memberikan jawaban atas semua pertanyaanku. Menyejukkan padang gersang hatiku.

Namaku Dinda.Usiaku sembilan belas tahun. Hidupku adalah milikku, dalam kuasaku. Senang rasanya ketika sedang bernyanyi dengan suara merdu. Padahal siapa pemberi suara itu, Bagaimana kalau Dia mengambilnya karena tak kugunakan untuk memuji-Nya? Bangga rasanya ketika melihat wajah cantik dicermin kamarku. Siapa yang membuatnya begitu. Bagaimana seandainya tiba-tiba Dia merubahnya? Aku takkan kuasa. Bahagia rasanya ketika bisa berbelanja apapun sesuai selera. Tapi bagaimana kalau semua itu diambil-Nya. Akankah aku masih bisa tertawa dan merasa suka

Namaku Dinda. Sebersit kurasa iri saat temanku bisa menghafal satu surat di juz amma, sedang aku sibuk berdandan menyambut kedatangan seseorang. Iri saat dia tersenyum tulus menghadapi cobaan, sedang aku menangis tergugu karena diduakan “seseorang itu” . Iri ketika kudapati dia khuysuk dalam sujudnya sedang aku tidur lelap dibuai mimpi. Iri pada semua keluh hidupnya yang di kembalikan hanya pada kekasih-Nya sedang aku selalu mempertimbangkan untung ruginnya. Aku selalu jauh tertinggal. Dunia memang terlalu indah menawarkan pesonanya. Dan aku selama ini selalu dijeratnya tanpa mau berbuat apa-apa.

Namaku Dinda. Aku mencoba mencari hakikat hidup yang sebenarnya, karena semua yang kurasakan hanyalah sementara. Segala yang berawal pasti berakhir. Ini sudah menjadi ketetapan. Seperti pagi menggeser malam dan sore menggati siang. Segala yang bermula pasti berkesudahan. Ini sudah keharusan. Seperti juga ada perpisahan di setiap pertemuan, atau kesedihan ditengah kebahagiaan. Begitulah hidup berjalan dalam garis sabda alam.

Dan selama itu pula aku stagnan. Tak ku coba meretas jalan hidup ini dengan kesadaran. Aku larut dalam pergulatan waktu,tanpa bisa mengalahkannya. Aku bukan tak tahu siapa Allah, aku bukan tak tahu siapa Rasulallah. Akupun hafal rukun iman dan islam. Tapi memaknainya lebih dalam belum pernahku lakukan. Kuikuti saja arus omongan orang bahwa beragama tak harus fanatic, bahwa yang penting sholat kita tak terlupakan. Bahwa hidup kita adalah kebebasan dan jangan sampai ketinggalan zaman.

Namaku Dinda. Kucoba urai makna hidup yang kujalani. Segala yang datang pasti berpulang. Ini sudah ketentuan Layaknya manusia yang akan selalu kembali pada kematian. Semuanya akan menuju kehariban pemilik-Nya. Selama ini aku menganggap hal itu biasa saja, toh setiap yang bernyawa akan mengalaminya. Tapi kemudian bagaimana jika setiap jiwa dimintai pertanggungjawaban? Bagaiman jika setiap inci tubuh kita akan menjadi saksi atas segalanya? Akankah aku masih bisa berkata bahwa hidupku adalah kuasaku? Sedang yang serba Maha disana akan meminta diri kita sepenuhnya.

Ampuni aku ya Rabb, aku kehilangan nurani dan suara hati. Aku telah menjalani hidup semauku, tidak dalam garisMu. Aku telah menyianyiakan nikmat yang Kau berikan ya Rabb, tak terhitung. Bahkan setiap tarikan nafasku adalah nikmatMu, yang insya Allah mulai detik ini akan selalu teriringi zikir untuk-Mu. Setiap kedipan mata adalah juga nikmat-Mu,dan setiap apapun yang kulakukan adalah juga karena nikmat-Mu. Bagaimana mungkin aku bisa berpaling ya Allah….

Namaku Dinda. Aku kini berada di komunitas orang-orang yang senantiasa memuji-Mu ya Rabbi. Aku ingin mencintai Mu, Tunduk dalam aturan Mu,dan taat dalam garis Mu. Berikan ketetapan dihati ini ya Rabbi, agar hamba yang rapuh ini akan selalu tegar manghadapi apapun yang terjadi. Hingga sutu saat nanti bertemu dengan Mu, hamba punya keberanian menatap Mu.

Namaku Dinda. Aku hanya susunan tulang yang dibalut seonggok daging, kemudian ditiupkan ruh kedalamnya oleh Zat yang Maha Mencipta.Aku Dinda, hamba Allah seutuhnya.
Terimakasih Ya Allah Atas Maha Kasih SayangMu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar